Tahukah kamu, bahwa Islam telah
melahirkan banyak sosok inspiratif yang pesonanya tetap terpancar meski
jasadnya telah berkalang tanah? Mereka menorehkan banyak prestasi kebaikan
untuk kemaslahatan dunia maupun akhirat.
Bukan hanya kaum pria seperti
Khalid bin Walid yang dijuluki “Sang
Pedang Allah yang Tak Terkalahkan”, Ali bin Abu Thalib sebagai “Pintu Ilmu yang Jago Berperang”, atau Salman
Al Farisi “Sang Pencari Kebenaran Sejati”,
para wanita pada zaman Rosulullah SAW pun tak gentar dalam mengukir sejarah keislaman
demi membela agama Allah. Siapa sajakah mereka? Penasaran? Sabar....
Pada prinspnya, hak antara pria
dan wanita adalah sama di mana keduanya diciptakan dengan tidak memiliki
keunggulan satu terhadap yang lain. Namun, Islam memberikan porsi perhatian
yang besar dan kedudukan yang terhormat kepada wanita baik dari segi asal
penciptaannya hingga dari segi hak/peran sertanya dalam berbagai bidang,
sebagaimana firman Allah dalam ayat berikut:
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia
yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain.
(Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi
perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan.” (Q.S. An-Nisaa
[4]:32)
Ayat ini menjadi simbol bahwa
diizinkannya bagi wanita untuk mendapatkan hak-haknya di hadapan manusia lain.
Apa saja hak-hak tersebut? Hak kemanusiaan, hak ekonomi, hak sosial, dan hak
konstitusi (terlalu panjang kalau dijabarkan satu-satu). Mungkin sekilas aja
yah, contoh dari hak kemanusiaan adalah wanita berhak untuk hidup, mendapat
kemuliaan, mendapat kesetaraan dengan pria, dan mengemukakan pendapat. Hak
sosial, contohnya hak mendapatkan perlakuan baik, memilih suami, mendapatkan
nafkah, mahar, dan warisan, meminta cerai (waduh!! Eits, tapi belum jatuh talak
kok kalau bukan suami yang bilang kata ‘cerai’), mendapatkan pendidikan dan
pekerjaan.
“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan
perempuan, sebagian mereka adalah awliya’ bagi sebagian yang lain. Mereka
menyuruh untuk mengerjakan yang ma’ruf, mencegah yang munkar, mendirikan
sholat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rosul-Nya. Mereka
itu akan diberi rahmat oleh Allah.” (O.S. At-Taubah [9]:71)
Awliya’? Apa itu? Ya, awliya’
memiliki makna kerja sama dalam bantuan dan penguasaan. Intinya, wanita
diperbolehkan bahkan dianjurkan untuk melakukan kebaikan, termasuk dalam
memberikan pendapat, nasihat, atau kritik kepada penguasa (ya bisa dikatakan
kepada pemerintah, semacem demo-demo gitu kali ya). Jadi, bukan hanya kaum pria,
para wanita pun bisa turut andil dalam mengontrol perkembangan zaman.
Oh iya, tadi kita mau bahas
wanita-wanita tangguh, berani, mandiri zaman Rosulullah SAW kan? Yaudah,
langsung cuss aja yuk!
1.
Nusaibah binti Ka’ab Ansyariyah
Adalah wanita asal Yastrib yang sangat memuliakan
Rosulullah SAW. Saat perang Uhud, Rosulullah SAW melihat seorang wanita yang
sedang mengayun-ayunkan pedangnya seraya berkata, “Tidaklah aku melihat ke kanan dan ke kiri pada pertempuran Uhud,
kecuali aku melihat Nusaibah binti Ka’ab berperang membelaku.” Saat
peperangan, Nusaibah yang tengah membawa tempat air melihat beberapa pasukan
muslim yang kocar-kacir kala musuh mulai bergerak maju, sedangkan Rosulullah
SAW berdiri tanpa perisai, kemudian Beliau berkata kepada salah satu dari mereka,
“Berikan perisaimu kepada yang berperang.”
Nusaibah pun lalu memungut perisai yang dilempar oleh lelaki tersebut dan siap
melindungi Rosulullah SAW. Namun di tengah peperangan, Nusaibah mendapatkan 12
luka akibat pukulan Ibnu Qumaiah (musuh). Kemudian, Rosulullah SAW menyuruh
anak Nusaibah untuk membersihkan luka ibunya, “Ibumu, ibumu...balutlah lukanya. Ya Allah jadikanlah mereka sahabatku
di surga!” Masya Allah.... Karena kecintaan dan kesetiaannya kepada Rosulullah
inilah, Nusaibah dijuluki sebagai Ummu
Umarah, pahlawan wanita Islam yang mempertaruhkan jiwa raganya demi Islam.
2.
Rufaidah binti Sa’ad
Adalah perawat profesional muslim pertama sepanjang sejarah
Islam. Dia belajar ilmu keperawatan saat membantu ayahnya yang berprofesi
sebagai dokter. Bukan hanya terkenal sebagai perawat, dia juga merupakan
seorang pemimpin dan organisator yang pandai memotivasi orang lain. Terbukti
saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dan Khaibar, Rufaidah menjadi sukarelawan dan
melatih sekelompok wanita untuk ikut menjadi perawat. Dia meminta izin kepada
Rosulullah SAW untuk ikut di garis belakang pertempuran supaya dapat merawat
mereka yang terluka dan mendirikan tenda di luar masjid Nabawi sehingga sampai
saat ini berkembanglah rumah sakit lapangan yang terkenal saat perang.
Wah, ternyata bukan hanya
wanita-wanita tebem (read: tangguh, berani, mandiri) yang ada di zaman Rosul,
di era modern pun banyak wanita muslim yang berani mengiprahkan kariernya di
bidang-bidang yang anti-mainstream.
Siapa sajakah mereka?
1.
Dahlia Mogahed
Satu-satunya wanita muslim berjilbab yang diangkat
bekerja di Gedung Putih AS, menjadi kepercayaan sekaligus penasihat Presiden
Barack Obama dalam bidang Faith-Based and
Neighborhood Partnership.
2.
Prof. Samira Ibrahim Islam
Seorang ahli farmakologi sekaligus wanita muslim Arab
pertama yang memegang peranan penting dalam organisasi kesehatan dunia (WHO).
3.
Anousheh Ansari
Seorang insinyur keturunan Iran, menjadi wanita muslim
pertama yang pergi ke ruang angkasa pada tahun 2006 dengan penerbangan Soyuz
TMA-9 dan berhasil mendarat di bumi setelah 8 hari perjalanan.
Sebenarnya itu hanyalah
segelintir nama dari ratusan wanita hebat yang telah mampu menunjukkan
kepiawaiannya dalam bidang tertentu kepada dunia. Merasa minder? (What? Bahasa
apa tuh minder? Wanita muslimah harus pede dongs!). Jangan, jangan kau
................ minder (eaa jadi nyanyi kan). Intinya sih, sebagai wanita
muslim—yang hidup di era serba modern di mana setiap tahun selalu muncul
isu-isu terbaru—sudah sepatutnya kita selalu meng-upgrade diri. Dengan cara apa? Seperti yang tercantum dalam Q.S.
An-Nisaa ayat 32, bahwa Allah akan memberikan karunianya kepada mereka yang mau
berusaha. Segala hak (tercantum di atas) yang Allah berikan, tentu harus kita
manfaatkan dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Dari sinilah, diharapkan
Islam mampu mencetak lebih banyak muslimah yang produktif di bidangnya
masing-masing.
Tak heran, jika pada zaman
Rosulullah SAW telah muncul sejumlah wanita yang luar biasa karena mereka tak
menjadikan aturan Islam sebagai penghalang untuk bisa memiliki prestasi setara
atau bahkan lebih dari kaum pria. Namun ingat, bukan berarti mereka menyimpang
dari aturan, melainkan tetap pada syariat dan kodratnya sebagai wanita.
Bagaimana, semakin terpacukah
untuk menjadi The Next Inspiring Woman?
Cari tahulah jejak mereka yang menginspirasimu, dengarkan kata hatimu, lakukan
sesuai dengan kemampuan dan caramu sendiri. Dengan begitu, orang lain pun akan
melihat sisi keunikan dan keindahan dari apa yang kamu hasilkan.
No comments:
Post a Comment